Senin, 11 Maret 2013

KHas bAnjar




Well, cara masaknya, adonan itu di ambil satu sendokan kuah itu... trus di bakar di pembakaran serabi (dalam foto ini, si ibu sangat kreatif, beliau memecah rinjing besar menjadi tiga bagian sehingga tidak perlu ribet-ribet mencari pembakar serabi).
Setelah cukup matang (bagian bawah akan sedikit gosong, tapi itulah ciri apam batil yang dibakar, beda dengan apam barabai yang dikukus/disumap).

Spoiler for apam batil


Apam Batil pun diletakkan dipiring dan disiram dengan kuah gula habang yang encer-encer kental. Apam batil siap dimakan.

Untuk yang ingin menikmati apam batil, apam batil agak susah di cari, tidak seperti kelelpon yang berjejer di pinggir jalan di lampu merah. Setahu saya apam batil ada di Pasar Banjarbaru, Pasar Martapura , kemudian di batas kota.

As for me, menyarankan untuk ke batas kota. Letaknya di batas kota bagian Banjarbaru sekitar 20 meter dari gerbang batas kota, diseberang bubur pasundan, disamping nasi kuning Rosi dan disamping Rumah Sakit Bersalin Mutia. Alamat benernya ya, Jalan A. Yani, Batas Kota. Bukanya pagi mulai jam 6 an sampai setengah delapan. Harganya 1500 per ’lembar’. Normalnya sih harganya berkisar antara 800-1500 an. Tergantung kualitasnya biasanya.

Oh iya, ada juga di Martapura, Jalan A Yani, gang Al Jihad, di seberang gang SMP 4 yang lokasinya sekitar 1 KM dari batas kota . Selain itu di pasar sejumput di jalan Sekumpul, masih di Jalan A. Yani, di lampu merah Martapura. Sayangnya, untuk ke pasar sejumput ini, harus masuk dulu. Tapi taya saja dengan penduduk sekitar, mereka pasti tau.

Tapi sebenarnya, daerah asalnya sih Kandangan, tapi ngga tau dimana, hehehe. Lagipula, Kandangan jauh. Sekitar 2 jam dari Banjarbaru.

sumber :
http://qhienn.blogspot.com
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=1814509
hymunk - 27/12/2010 06:16 PM
#164
Balogo, Permainan Tradisional Suku Banjar
Spoiler for balogo



Balogo merupakan salah satu nama jenis permainan tradisional suku Banjar di Kalimantan Selatan. Permainan ini dilakukan oleh anak-anak sampai dengan remaja dan umumnya hanya dimainkan kaum pria.

Nama permainan balogo diambil dari kata logo, yaitu bermain dengan menggunakan alat logo. Logo terbuat dari bahan tempurung kelapa dengan ukuran garis tengah sekitar 5-7 cm dan tebal antara 1-2 cm dan kebanyakan dibuat berlapis dua yang direkatkan dengan bahan aspal atau dempul supaya berat dan kuat. Bentuk alat logo ini bermacam-macam, ada yang berbentuk bidawang (bulus), biuku (penyu), segitiga, bentuk layang-layang, daun dan bundar.

Dalam permainnannya harus dibantu dengan sebuah alat yang disebut panapak atau kadang-kadang beberapa daerah ada yang menyebutnya dengan campa ,yakni stik atau alat pemukul yang panjangnya sekitar 40 cm dengan lebar 2 cm. Fungsi panapak atau campa ini adalah untuk mendorong logo agar bisa meluncur dan merobohkan logo pihak lawan yang dipasang saat bermain.

Permainan balogo ini bisa dilakukan satu lawan satu atau secara beregu. Jika dimainkan secara beregu, maka jumlah pemain yang “naik” (yang melakukan permainan) harus sama dengan jumlah pemain yang “pasang”

(pemain yang logonya dipasang untuk dirobohkan) Jumlah pemain beregu minimal 2 orang dan maksimal 5 orang. Dengan demikian jumlah logo yang dimainkan sebanyak jumlah pemain yang disepakati dalam permainan.

Cara memasang logo ini adalah didirikan berderet ke belakang pada garis-garis melintang. Karenanya inti dari permainan balogo ini adalah keterampilan memainkanlogo agar bisa merobohkan logo lawan yang dipasang. Regu yang paling banyak dapat merobohkan logo lawan, mereka itulah pemenangnya.

Sebagai akhir permainan, pihak yang menang disebut dengan “janggut” dan boleh mengelus-elus bagian dagu atau jenggot pihak lawan yang kalah sambil mengucapkan teriakan “janggut-janggut” secara berulang-ulang yang tentunya membuat pihak yang kalah malu, tetapi bisa menerimanya sebagai sebuah kekalahan.

Mamang dalam permainan balogo :

“santuk kilan bela (muka) patah cempa sekali lagi “

Permainan balogo ini masih populer dimainkan di masyarakat Banjar hingga tahun 80-an. Sampai akhirnya dikalahkan oleh permainan elektronik modern.

Dalam menentukan pemenang dalam permainan ini juga sangat bervariasi, tergantung kesepakatan dari masing-masing pemainnya. Namun yang lazimnya, dimainkan dengan cara menjatuhkan logo yang dipasang dengan cara didirikan oleh lawan main.

Jarak antara mereka pun tidak ditentukan, sesuai dari kesepakatan mereka sendiri. Semakin hebat pemain logo, semakin sering pula dia mengenai dan menjatuhkan logo lawannya.

Selain itu, juga ada yang dimainkan dengan cara mengadu logonya hingga logonya pecah. Siapa yang bisa memecahkan logo lawannya, maka dialah yang menjadi pemenangnya.

Pamong Budaya Madya Banjar, Drs Mukhlis Maman mengatakan, semakin berat sebuah logo, maka akan semakin baik saat dimainkan.

"Semakin berat logo, semakin mudah dimainkan karena tidak akan melayang. Selain itu makin berat, biasanya juga akan lebih kuat," ujarnya.

Menurutnya, agar lebih kuat, biasanya logo dilapisi dengan aspal. Bagian tempurung yang dibuat untuk logo adalah bagian tempurung yang mengenai uratnya.

Balogo ini bisa dimainkan oleh siapa saja dan semua umur. Baik anak-anak, remaja hingga dewasa. Namun biasanya balogo ini, dimainkan oleh pria.
Seiring dengan perkembangan zaman yang serba modern ini, permainan balogo sepertinya sudah mulai tersisihkan dan terlupakan. balogo sudah tidak pernah lagi dimainkan dalam masyarakat Banjar.


sumber:
http://www.banjarmasinpost.co.id/read/artikel/2010/10/3/58088/latih-mental-sportif-dan-kebersamaan
http://kerajaanbanjar.wordpress.com
http://www.facebook.com/album.php?aid=2028561&id=1058707229
hymunk - 27/12/2010 06:38 PM
#165
Pakakas, Sayuran, Satwa dalam bahasa banjar
hymunk - 27/12/2010 07:33 PM
#166
Topeng,Karawitan dan Wayang Kulit Barikin
Spoiler for Tari Topeng



Topeng,Karawitan dan Wayang Kulit Barikin
Oleh : Arsyad Indradi

Di tanah Banjar (Kalimantan Selatan) banyak punya tarian klasik seperti tari Radap Rahayu, Baksa Kembang,Baksa Dadap,Baksa Lilin, Baksa Panah dan lain-lain. Tarian ini hidup subur dalam keraton Kerajaan Banjar sejak berdirinya kerajaan Banjar pada tanggal 24 September 1526 ( M. Idwar Saleh,1981/1982) sampai berakhirnya perang Banjar yakni berakhirnya pemerintahan Pegustian sebagai penerus kerajaan Banjar tahun 1905 (Ideham, dkk. editor, 2003).

Tarian ini masing-masing mempunyai fungsinya, misalnya Tari Radap Rahayu berfungsi dalam acara sakral yaitu menapungtawari penobatan raja atau pembesar kerajaan dan Tari Baksa Kembang untuk penyambutan tamu agung dari kerajaan lain. Setelah berakhirnya kerajaan lambat laun tarian-tarian ini mulai tenggelam dan yang masih betahan hidup adalah Tari Radap Rahayu dan Baksa Kembang di tanah Banjar.

Di samping tarian klasik .seperti tersebut di atas, sesungguhnya ada tarian klasik yang lebih tua yaitu Tari Topeng. Tari Topeng ini tetap lestari di sebuah Desa bernama Barikin dalam wilayah Kabupaten Hulu Sungai Tengah, sejak zaman dahulu sampai sekarang, turun-temurun dan mandiri. Tokoh penari topeng ini adalah “Mastaliah” bersama anak cucu asuhannya.

Spoiler for Tari Topeng


Menurut A.W.Syarbaini salah satu juriat Barikin yang juga sebagai pimpinan Sanggar Seni Tradisional Ading Bastari Barikin bahwa karawitan sudah ada di desa barikin sejak tahun 1410 yang dibawa oleh seorang Datu bergelar “Datu Taruna”, tari topeng sekitar tahun 1425 dan wayang kulit sekitar 1438.

Spoiler for Tari Topeng



Topeng Barikin ini juga ada beberapa jenis,lagu pengiring dan fungsinya. Ada yang berfungsi untuk memberi selamat dalam acara sakral “Manyanggar Banua”, dalam acara hajatan dan juga pagelaran berupa hiburan baik dalam perayaan hari-hari besar nasional,daerah mau pun acara perkimpoian.
Jenis Tari Topeng Barikin dan lagu pengiringnya ini adalah
1).Panambi lagunya panambi
2).Pamindu lagunya pamindu
3).Gunung Sari lagunya gunung sari
4).Patih lagunya patih
5).Timanggung lagunya timanggung
6).Panji lagunya wani wani, dan
7).Lambang sari lagunya lambang sari.

Spoiler for Tari Topeng


Pengiring tarian ini diiring tetabuhan seperangkat karawitan.
Seiring dengan tarian-tarian Topeng ini, karawitan Barikin ini berfungsi juga sebagai pengiring pertunjukan wayang kulit..

Tahun 1820 dikenal dengan K.Dalang “Kitut”. Setelah K.Dalang Kitut meninggal digantikan oleh putranya K.Dalang Tulur. Dalang ini sangat termashur dari tahun1950 sampai dengan tahun 1975.. Kemudian ditahun 1975 itu bertumbuhan dalang2 Barikin seperti Dalang Alili, Dalang Tuganal,.Dalang Didi dan dalang remaja seperti Dalang Dimansyah, Dalang Rahmadi, Dalang A.W.Syarbaini, dan Dalang Saderi yang sekarang bersama Group Wayang “Panji Sukma” Sanggar Ading Bastari, melanglang buana di Pulau Kalimantan sampai ke luar Pulau Kalimantan.

Pada acara Penobatan Raja Muda dan Penganugerahan Gelar Pangeran, 10-12 Desember 2010, di Martapura, Sanggar Ading Bastari mendapat kehormatan oleh Pangeran Haji Khairul Saleh menggelar Seni Budaya Banjar baik Badudus, Bajapin, Musik Panting, Tari Topeng dan Wayang Kulit.

Spoiler for Tari Topeng





Sungguh patut dan memang itu seharusnya, adat istiadat dan Seni Budaya Banjar terus dilestarikan dengan kerja nyata bukan hanya sekedar semboyan atau omongan belaka atau diperlukan manakala ada kepentingan lain atau hanya sesaat.*** Semoga.

sumber :
http://sastrabanjar.blogspot.com
hymunk - 27/12/2010 08:07 PM
#167
Wayang Gong
Spoiler for wayang gong


Wayang Gong adalah seni pertunjukan sejenis wayang orang. Pertunjukan ini mengangkat cerita dari pakem Ramayana versi Banjar. Wayang ini dimainkan dengan pengolahan vokal pemain dan ditambah basik tari dalam lakon yang terdiri dari beberapa tilisasi. Tak hanya itu, pemain diiringi musik gamelan, elemen dramatik dan kating tari yang diiringi bunyi tambahan seperti ketopong yang membuatnya makin khas. Para pemain dirias sebagaimana layaknya tokoh yang ada di dalam kisah Ramayana.
Spoiler for wayang gong



Menurut pakar Wayang Gong Banjar, Zulfansyah Bondan, kesenian ini di era 1960 – 1970an mendapat respon yang bagus dari generasi muda saat itu, namun dalam tiga dasawarsa terakhir yakni sekitar tahun 2000an kesenian ini mengalami kemunduran dan nyaris punah. Nyaris punah? Ya, dikatakan nyaris punah karena kesenian ini sudah jarang dimainkan. Salah satu kesenian tertua di Kalimantan Selatan ini kini hanya menunggu kepunahannya saja karena kelompok-kelompok yang memainkan kesenian ini sudah tak banyak lagi.

Spoiler for wayang gong



Dulu, kesenian ini sering dimainkan saat acara adat dan seni pertunjukan sosial kemasyarakatan seperti Mawlid Nabi, saprah amal, hajatan hingga nazar pasca panen padi. Namun sekarang sudah jarang dimainkan.

Beruntung masih ada salah satu sanggar seni yang masih eksis memainkan kesenian ini walaupun insidential. Sanggar seni Ading Bastari, Barikin (HST) yang di pimpin A.W. Syarbaini lah yang membuat kesenian ini masih bertahan, walaupun dalam kondisi yang tak memungkinkan.

Dulu wayang gong dimainkan semalaman suntuk, sama halnya dengan wayang kulit banjar. Setiap lakon atau tokoh biasanya disertai dengan menambang atau nembang yang dibawakan oleh sinden. Sekarang agar tidak ditinggal oleh para penontonnya, permainan dipersingkat hingga sekitar 3 – 4 jam saja. Pada Wayang Gong, sekitar 10 orang yang memainkan alat musik tradisional, yang terdiri dari babun, gong besar dan kecil, sarun besar dan kecil, kenong dan lima alat.

Spoiler for wayang gong


Pada saat memulai pertunjukan, terlebih dahulu dilakukan mamucukani, yakni tiga dalang membuka pagelaran untuk menyampaikan cerita apa yang akan dimainkan. Layaknya seperti sinetron di televisi, dari pemain utama hingga pemain pendukung disampaikan lebih dahulu kepada penonton.

Spoiler for wayang gong



Saat ini hanya sanggar seni Ading Bastari yang memainkan kesenian wayang gong ini, karena saat ini nyaris tidak ada lagi sanggar seni lain yang memainkan salah satu kesenian tertua ini. Kalaupun ada, hanya dilakukan dengan cara ”bon”. Artinya para pemain diambil dari berbagai kelompok seni daerah dengan sistem cabutan. Misalnya mengambil pemain dari kabupaten Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Tapin.

Melihat keadaan memprihatinkan seperti ini, perlu diadakan upaya untuk melestarikan kebudayaan ini.
Dalam jangka Pendek, bisa dengan melakukan pendidikan dan pelatihan sistematik generasi muda dengan narasumber tokoh yang masih ada sekarang ini. Membuat proyek pembinaan kesenian sebagai program lanjutan pendidikan serta membuat wadah khusus berupa balai seni ditiap kota atau kabupaten di Kalimantan Selatan.

Dalam jangka panjang bisa dilakukan dengan cara merancang kemasan baru dalam pagelaran seni wayang gong dalam hal ini bisa dilakukan dengan cara tumbuh dan berkembang berupa diklat wayang gong bagi anak-anak dan remaja.
Nah, sekarang nasib kesenian daerah ada ditangan kita para generasi muda. Apakah kesenian tersebut akan kehilangan peminat dan hilang dari permukaan, atau kesenian tersebut akan kembali berjaya dengan penanggulangan dini.
Budaya yang besar mencerminkan betapa besar pula peradaban masyarakatnya.

sumber ;
http://pspsejfu.wordpress.com/2008/04/25/menilik-sepintas-nasib-kesenian-tradisional-banjar/
http://www.facebook.com/album.php?aid=2041271&id=1003230454
hymunk - 27/12/2010 08:39 PM
#168
Tari Kuda Gepang


Tari ini berkembang di daerah Banjar Hulu dan juga merambah hingga daerah Banjar Kuala. Dan tari ini sering ditampilkan pada berbagai acara masyarakat sebelum tahun 1960- an.

Penari Kuda Gepang selalu berpasang-pasangan. Dan biasanya, tari ini ditampilkan dalam rangkaian acara perkimpoian masyarakat Banjar, yaitu Bausung Panganten.

Spoiler for panganten bausung


Pasangan pengantin akan duduk di pundak dua orang yang bertindak sebagai raja Kuda lumping. Di belakangnya diikuti rombongan Kuda Lumping.

Menariknya, setelah sampai ke tempat mempelai perempuan, rombongan Kuda Gepang ini juga bisa bertindak layaknya sebagai pagar ayu bagi pasangan pengantin yang sedang bersanding di pelaminan. Mereka berbaris untuk membuka jalan pengantin.

Spoiler for kuda gepang



Dalam kepercayaan masyarakat Banjar, keturunan dari para penari Kuda Gepang atau penggepangan ini, juga harus menampilkan tari ini pada saat pernikahannya agar rumah tangganya lancar.

Menurut Budayawan Banjar, Drs Mukhlis Maman, Kuda Gepang saat ini sudah sangat jarang ditampilkan pada pesta perkimpoian masyarakat Banjar.

Spoiler for kuda gepang


Dia menambahkan, properti yang digunakan untuk penari Kuda Gepang ini lumayan mahal dan makin banyak penarinya, makin mahal pula biayanya.

"Tapi untuk daerah Kandangan dan Rantau, tari ini masih ditampilkan dalam acara pesta perkimpoian masyarakatnya," ujar pria yang akrab disapa Julak ini.

Sementara menurut Budayawan Kalsel lainnya, Djantera Kawi, menyatakan nilai filosofi yang dapat diambil dari tari Kuda Gepang ini, adalah sikap untuk selalu bekerja keras.

Dia menambahkan, kuda merupakan lambang kekuatan. Selain itu kuda merupakan hewan yang sangat kuat dan memiliki watak bekerja keras, sehingga manusia semestinya memiliki watak tersebut.

"Dalam berumah tangga pengantin harus bekerja keras untuk memenuhi segala keperluan hidupnya," ujar Djantera.

Tidak Ada Unsur Magic

TARI Kuda Gepang ini sangat mirip dengan salah satu permainan yang ada di pulau Jawa, yakni Kuda Lumping. Namun ada beberapa perbedaan antara tari Kuda Gepang dengan Kuda Lumping.

Salah seorang Budayawan Kalsel, Drs Mukhlis Maman mengatakan ada beberapa perbedaan mendasar antara permainan Kuda Lumping dengan tari Kuda Gepang.

Dia menjelaskan, perbedaan dapat dilihat dari segi cara menggunakan properti, busana yang digunakan, maupun musik penggiringnya.

Jika diperhatikan dengan seksama, properti yang dibuat menyerupai kuda, antara Kuda Lumping dengan Kuda Gepang akan berbeda.

Punggung Kuda Gepang tidak dalam lekukannya, sementara Kuda Lumping lebih dalam. Hal ini berkaitan dengan cara penggunaannya. Kuda Lumping dimainkan dengan cara ditunggangi.

Sementara Kuda Gepang hanya dije

Kamis, 07 Maret 2013

PONTREN IBNUL AMIN


PESANTREN IBNUL AMIN PAMANGKIH

Wisata religius lainnya yang dapat di kunjungi yaitu Pondok Pesantren Ibnul amin Pamangkih yang mendidik ribuan santri/santiwati siap untuk jadi calon ulama muda dan pemimpin umat masa depan.Pondok Pesantren Ibnul Amin Pamangkih didirikan pada tanggal 11 Mei 1958 M / 22 Syawal 1378 H. KH. Mahfuz Amin bin Tuan Guru H. Muhammad Ramli bin Tuan Guru H. Muhammad Amin adalah Seorang pendiri pondok pesantren juga seorang ulama dari masyarakat Pamangkih 


Atas wasiat almarhum orang tuanya yaitu Tuan Guru H. M. Ramli yang mewasiatkan untuk lebih memajukan pelajaranpelajaran agama, juga atas nasehat dan petunjuk dari seorang gurunya KH. Abu Bakar Tambun, agar beliau mendirikan pondok pesantren. Maka pada tanggal 23 Oktober 1958 (8 Shafar 1378 H) didirikanlah sebuah pondok pesantren yang waktu itu dikenal dengan nama Pondok Hulu Kubur.
Nama Pondok Hulu Kubur tidak tertulis dipapan nama,hanya mendapat sebutan dilidah orang umum. 



Nama Pondok Hulu Kubur tidak lama dipakai sebagai nama terhadap pesantren yang baru lahir ini, karena pendirinya yaitu KH. Mahfuz Amin telah mendapatkan sebuah nama pilihan yaitu “Ibnul Amin”. Nama Ibnul Amin tersebut dipilih sebagai penghormatan kepada almarhum kakek KH. Mahfuz Amin sendiri. Karena KH. Mahfuz Amin sebagai pendiri dan pendidik di pondok pesantren ini telah mendapatkan ilmu dari ayahnya yaitu Tuan Guru H. M. Ramli, sedangkan ayahnya juga belajar dari orang tuanya yaitu Tuan Guru H. M. Amin. Oleh karena itulah pesantren diberi nama Ibnul Amin yaitu sebagai peringatan terhadap kakeknya yang telah berjasa kepada orang tuanya dan KH. Mahfuz Amin sendiri.
pendapat anda