Rabu, 17 April 2013

Biografi imam sibawaih


Biografi Imam Sibawaih (Ulama Ahli Nahwu)


Nama                           : Amr Ibn Ustman Qanbar Abu Bisyr  (seorang budak dari Ibn Harits ibn               Ka’ab ibn Amr ibn ‘Ullah ibn Malik ibn Udad)
Posisi                           :Ulama’ NAHWU (tata bahasa arab)
Tempat lahir             :Daerah Baidha (sebuah desa di negeri Persia berdekatan dengan syairaz)
Tahun lahir              :148 H. / 765 M.
Anak                        :Baysar
Gelar                          :Sibawaihi ( dalam bahasa Persia yang artinya bau harum buah apel)
Konon, menurut berita yang saya dapat, badan beliau mengeluarkan bau  yang bau harumnya seperti bau buah apel. Itulah kenapa beliau dijuluki “Sibawaih” .
Nama-nama guru   :syaikh Hammad ibn Salmah ibn Dinar (ahli hadits terkenal)  ,  Imam Khalil bin Ahmad al-Farahidi ( seorang yang sangat alim dalam bidang Nahu sekaligus pencipta ilmu A’ruud /ilmu timbangan syiir) ,  syaikh Yunus ibn Habib dan syaikh Isa ibn Umar, syaikh Abu al-Khattab al-Akhfasy, dll.

PERJALANAN SINGKAT HIDUP BELIAU

Awal mula beliau menimba ilmu pengetahuan di daerah Syairaz, kemudian dengan semangat beliau dan keinginan yang sangat kuat untuk menambah ilmu pengetahuan dibidang kebudayaan agama islam, maka beliau mendatangi negeri Bashrah, ketika itu umur beliau masih kecil.
Bertemulah Sibawaihi dengan para ahli fiqh, hadits di negeri Bashrah, dan melazimi menghadiri pengajian syaikh Hammad ibn Salmah ibn Dinar seorang ahli hadits yang sangat terkenal pada masa itu, akan tetapi karena lemahnya bacaan hadits Sibawaihi, oleh gurunya mengganti pelajaran menjadi ilmu Nahwu, dan beliau berkata” Seandainya aku seperti engkau, aku akan mencari ilmu sehingga orang-orang tidak bisa menyalahkan bacaanku”
Setelah itu Imam Sibawaihi mengambil ilmu Nahwu kepada syaikh Khalil, syaikh Yunus ibn Habib dan syaikh Isa ibn Umar dan masih banyak lagi. Sedangkan ilmu bahasa beliau mengambil kepada syaikh Abu al-Khattab al-Akhfasy


KISAH

salah seorang sahabat beliau bermimpi bertemu dengannya yang tengah menikmati kemegahan di alamnya. Sang Sahabat melihat Imam Sibawaih sedang memakai pakaian yang sangat mewah dengan hidangan beraneka warna disekitarnya serta dikelilingi oleh beberapa bidadari rupawan di sebuah tempat yang sangat indah mempesona. Sahabat itupun bertanya kepada Imam Sibawaih, gerangan apa yang membuatnya menerima kemulyaan begitu rupa. Imam Sibawaih kemudian menceritakan pengalamannya ketika ditanya oleh malaikat di dalam kubur.  Ketika malaikat sudah menanyakan pertanyaan-pertanyaan kubur yang seluruhnya dapat dijawab dengan baik, malaikat bertanya kepadanya :
“Tahukah anda, perbuatan apa yang telah membuat anda bisa menjawab dengan baik pertanyaan-pertanyaan kami tadi ?”
“Apakah karena ibadah saya?” Imam Sibawaih mencoba menebak.
“Bukan itu!” kata Malaikat.
“Apakah karena karangan-karangan saya?”
“Bukan!”
”Berbagai jawaban yang diberikan oleh Imam Sibawaih tidak ada yang dibenarkan oleh Malaikat.
Hingga akhirnya Imam Sibawaih menyerah karena tidak mengetahui jawaban sebenarnya.
“Allah SWT telah menyelamatkan anda sehingga anda dapat menjawab pertanyaan kubur dengan baik adalah karena pendapat anda yang menyatakan bahwa yang paling ma’rifat dari semua isim ma’rifat adalah lafazh jalalah”. Kata Malaikat menerangkan. ( Ulama’ nahwu yang lain berpendapat bahwa yang paling ma’rifat dari semua isim ma’rifat adalah isim dhomir )



Baca Selengkapnya Di : www.upakayu.blogspot.com